Maafkan bunda sayang.... semua untuk kebaikan kalian

"bunda.... kapan kita kesitu? adek pengen kesitu" 
"ayah.... adek mau kesana, mau duduk disana, ya ayah ya..." 

celotehan itu sering kali dilontarkan Anamika anak bungsuku setiap kali kita melewati sebuah resto fried chicken di kota ku. dan slalu kujawab "iya nak, insyaallah besok-besok kita ada rejeki, kita kesana ya..." 
sebenarnya jika boleh jujur rasanya hati selalu punya keinginan memenuhi seluruh permintaan anak-anak, tapi terkadang kita tak bisa melakukannya. 
sekali dua kali okelah mereka kubawa makan disana, tapi tidak kemudian menjadi sebuah kebiasaan untuk makan diluar terus menerus. 

sebagai seorang ibu, aku selalu memperhatikan kesehatan anak-anak, sebisa mungkin makanan yang kuolah untuk mereka adalah makanan yang sehat dan bergizi. 
tak harus mahal tak harus mewah, pinter-pinternya kita aja untuk meracik masakan yang disukai anak-anak. 
aku selalu membiasakan anakku untuk makan dirumah, karena aku yakin masakan dirumah terjaga dari sisi kebersihan dan kesehatannya. 
tapi bukan berarti resto fried chicken itu makanannya gak sehat dan gak bersih lho ya.... 

mengajarkan anak untuk setiap hari makan bersama dirumah walaupun hanya saat makan malam karena aku dan suami sama-sama bekerja dari pagi sampai sore, intensitas kebersamaan kami otomatis dijam makan malam. semaksimal mungkin aku dan suami selalu memberikan pengertian makanan yang disiapkan oleh bunda dan eyang (ibuku) adalah makanan yang bersih, sehat dan bergizi. 
bahan-bahan yang kita beli adalah pilihan, pun juga cara mengolah makanan yang benar. penggunaan penyedap makanan tidak kugunakan sebagai pengganti aku memilih garam dan gula pasir dengan takaran pas juga kaldu blok yang kubikin sendiri dari yang kusimpan di freezer. 

"tapi abang kan maunya makan ayam goreng kriuk-kriuk yang disana yah..." 
"kakak juga pengen makan spagetti disana, enak deeeh" 

Rieko anak keduaku dan Intan anak pertamaku mengungkapkan keinginan mereka dengan mimik memelas berharap kami orangtuanya menuruti kemauan mereka. 

kekhawatiran akan cara mengolah makanan siap saji yang tidak sehat dan juga penggunaan minyak goreng yang juga kita tidak tahu seperti apa membuat aku tidak selalu menuruti kemauan mereka untuk sering mengkonsumsi makan siap saji di resto. 

"kan bunda udah sering bikinin fried chicken sama spagetti dirumah? 
"hayooo bunda mau tanya, kakak spagetti bikinan bunda enak gak? 
"abang, ayam goreng kriuk bikinan bunda enak gak? 

dengan serempak mereka menjawab "enak bunda..., tapi kaaan....." 
ada perkataan menggantung disana 

mungkin juga pengalamanku ini dialami oleh para ibu yang lain, ketika kita makan bareng di sebuah resto fast food, makanan yang dipesan banyak macamnya karena mereka mau, namun ujung-ujungnya semua tak habis dimakan, ayam goreng kriuk yang hanya dilahap kriuk-kriuknya saja, burger yang hanya dimakan kejunya saja, spagetti yang hanya dimakan tak sampai separuh porsi, alhasil makanan-makanan itu akan tersisa dan akhirnya ayah dan bunda yang menghabiskan seluruh sisanya. 

mereka hanya senang memesan makanan, minuman, main disitu, duduk disitu kemudian merasa bosan dengan makanan yang ada tak habis dan selesai. 
kebayang kan gimana keselnya buang-bunag makanan segitu banyak. 

itu salah satu alasan juga mengapa saya tidak pernah menuruti semua permintaan mereka untuk sering makan di fast food resto. 

bagaimana dengan bunda-bunda yang lain??? samakah seperti saya ??? 




sampang, 23 okt 2017 


bunda d'Rain 

Komentar

  1. Samaaa, tapi sekali2 boleh kali hehehe.

    Wih katanya baru pertama nulis, kok udah panjang aja bun hahah. not bad lah bun. lanjutken.


    Eh, kaldu blok bikinan sendiri tuh yang gimana? bocorin donk


    Oya koreksinya: di masalah penulisan aja. Kayak penggunaan huruf besar, awal kalimat pake hurif besar donk bun. tanda titik koma juga perlu untuk mempertegas maksud kalimat kita.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis membuat saya ...... (Mengapa Saya Menulis)